Bagaimana Metode Dakwah Kiai Sholeh Darat Dapat Diadaptasi dalam Pembelajaran Modern Berbasis Sains dan Nilai?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini tentang bagaimana metode dakwah Kiai Sholeh Darat dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai. Semoga bermanfaat (Ansor Jepara via Kompas.com)
Artikel ini tentang bagaimana metode dakwah Kiai Sholeh Darat dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai. Semoga bermanfaat (Ansor Jepara via Kompas.com)

Artikel ini tentang bagaimana metode dakwah Kiai Sholeh Darat dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Banyak figur ulama Indonesia yang bisa dijadikan inspirasi untuk membuat model pembelajaran di sekolah-sekolah berbasis sains dan nilai. Salah satunya adalah Kiai Sholeh Darat.

Artikel ini adalah tentang bagaimana metode dakwah Kiai Sholeh Darat dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai. Bagi yang belum tahu, Kiai Sholeh Darat adalah guru dari Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Hasyim Asyari (pendiri Nahdlatul Ulama/NU).

Profil Kiai Sholeh Darat

Kiai Haji Sholeh Darat lahir di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, 1820. Dia adalah ulama yang disebut mendapat lisensi untuk mengajar di Mekah, Arab Saudi. Seperti disebut di awal, dia adalah guru dan Hasyim Asyari dan Ahmad Dahlan.

Pulang ke Indonesia, Sholeh Darat mendirikan Pesantren di Darat, Semarang, dan mengabdikan diri pada dakwah Islam hingga dia meninggal dunia pada tahun 1903.

Saat lahir, dia diberi nama Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani oleh ayahnya, Kiai Umar. Kiai Umar sendiri adalah seorang pejuang kemerdekaan dan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro di pesisir utara Jawa Tengah.

Masa kecilKH Sholeh Darat mendapat pendidikan awal ilmu agama dan Al-Qur'an dari ayahnya. Setelah itu, KH Sholeh Darat merantau ke beberapa tempat di Jawa untuk menuntut ilmu. Salah satunya adalah belajar ilmu fiqih di Pesantren Waturoyo, Kajen, Pati, milik Kiai M. Syahid.

KH Sholeh Darat jugaberguru dengan KH Raden Haji Muhammad Shaleh bin Asnawi di Kudus. KH Sholeh Darat juga berguru ilmu nahwu dan sharaf kepada KH Ishak Damaran di Semarang. Selain KH Ishak Damaran, di Semarang KH Sholeh Darat juga berguru dengan KH. Abu Abdillah Muhammad bin Hadi Buquni, KH. Ahmad Bafaqih Ba’alawi, dan Syekh Abdul Ghani Bima.

KH Sholeh Darat juga berguru dengan Mbah Ahmad Alim Bulus dari Purworejo. Di Purworejo, KH Sholeh Darat mempelajari ilmu tasawuf dan tafsir Al-Qur'an.

Tak puas belajar di Indonesia, KH Sholeh Darat pergi ke Mekkah. Di sana dia berguru kepada Syekh Muhammad al Muqri, Syekh Ahmad Nahrawi, Sulaiman Hasbullah al-Makki, dan Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan. Selama berada di Mekkah, KH Sholeh Darat semakin berkembang pengetahuan ilmunya, hingga ia mendapat pengakuan.

KH Sholeh Darat kemudian terpilih menjadi salah satu pengajar di Mekkah. Di saat itulah, KH Sholeh Darat kemudian bertemu dengan Mbah Hadi Girikusumo yang berasal dari Demak. Mbah Hadi Girikusumo kemudian mengajak KH Sholeh Darat kembali ke tanah air dan mengamalkan ilmunya di sana.

Meski demikian, ajakan Mbah Hadi sempat ditolak oleh KH Sholeh Darat. Namun, Mbah Hadi tetap nekat membawa KH Shole Darat. Mbah Hadi kemudian menculik KH Sholeh Darat hingga berhasil kembali ke Jawa.

Sekembalinya di Tanah Air, KH Sholeh Darat kemudian mendirikan pesantren baru di Darat, Semarang, pada 1870-an. KH Sholeh Darat sibuk dengan urusan dakwah Islam dan menulis berbagai kitab. Salah satu karyanya adalah Kitab Faid Ar-Rahman.

Kitab ini merupakan kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur'an yang paling terkenal dari karya KH Sholeh Darat. Kitab tersebut membuat RA Kartini, seorang pejuang wanita tertarik kepada Kiai Sholeh Darat.

Saat RA Kartini menikah, KH Sholeh Darat memberikan Kitab Faid Ar-Rahman sebagai hadiahnya. Ada riwayat yang menyatakan bahwa KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah belajar agama Islam kepada KH Sholeh Darat.

Selain berdakwah agama Islam, KH Sholeh Darat menulis beberapa kitab, seperti Majmu’at Syari’at al-Kafiyat li al-Awam dan lain sebagainya.

Adaptasi metode dakwah Kiai Sholeh Darat untuk pembelajaran modern berbasis sains dan nilai

Metode dakwah Kiai Sholeh Darat yang menekankan pada pengajaran kitab suci, penerjemahan ke bahasa Jawa, dan pendekatan yang menghargai tradisi, dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai melalui pemanfaatan bahasa lokal, dialog interaktif, dan integrasi nilai-nilai religius dengan pengetahuan modern.

1. Pemanfaatan Bahasa Lokal

Kiai Sholeh Darat menerjemahkan kitab-kitab Islam dalam bahasa Jawa. Dalam pembelajaran modern, bahasa lokal (jawa, sunda, dll.) dapat digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran yang relevan dengan nilai-nilai budaya dan agama. Misalnya, mata pelajaran agama dapat menggunakan bahasa lokal untuk menyampaikan materi, sehingga lebih mudah dipahami dan relevan dengan konteks budaya lokal.

2. Dialog

Kiai Sholeh Darat dikenal dengan pendekatan dialogis dalam menyampaikan dakwahnya. Dalam pembelajaran modern, pendekatan ini dapat diadopsi dengan menggunakan metode diskusi kelompok, tanya jawab, dan studi kasus yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar.

3. Integrasi Nilai-nilai Religius dengan Pengetahuan Modern

Kiai Sholeh Darat mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran modern, nilai-nilai ini dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sains dan pengetahuan umum. Misalnya, mata pelajaran fisika dapat digunakan untuk menjelaskan tentang penciptaan alam semesta yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, atau mata pelajaran biologi dapat digunakan untuk menjelaskan tentang keajaiban ciptaan Allah dalam tubuh manusia.

4. Membangun Keakraban dan Kepercayaan

Kiai Sholeh Darat membangun hubungan yang erat dengan murid-muridnya melalui pendekatan yang ramah dan penuh kasih sayang. Dalam pembelajaran modern, guru dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif, serta menjalin hubungan yang baik dengan siswa.

5. Menggunakan Media yang Relevan

Kiai Sholeh Darat memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan dakwahnya, termasuk tulisan, ceramah, dan diskusi. Dalam pembelajaran modern, guru dapat memanfaatkan media digital seperti video, presentasi, dan aplikasi pembelajaran online untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif.

6. Menghargai Tradisi dan Budaya Lokal

Kiai Sholeh Darat menghargai tradisi dan budaya Jawa dalam dakwahnya. Dalam pembelajaran modern, guru dapat menghargai keberagaman budaya dan tradisi lokal dalam proses pembelajaran. Misalnya, materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan konteks budaya lokal, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat melibatkan tradisi dan budaya lokal.

Itulah artikel tentangbagaimana metode dakwah Kiai Sholeh Darat dapat diadaptasi dalam pembelajaran modern berbasis sains dan nilai. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait