Artikel ini tentang bagaimana proses terbentuknya gunung berapi dan seperti apa saja tahapannya. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di whatsapp channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Setidaknya ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia. Tentu saja, gunung-gunung berapi itu bisa meletus kapan saja.
Salah satu yang menarik tentang gunung berapi adalah bagaimana proses terbentuknya gunung berapi? Seperti apa saja tahapannya?
Mengutip Esdm.go.id, gunung berapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Masih dari sumber yang sama,gunung berapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
Secara umum, mengutip NG Indonesia, gunung berapi terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik, yaitu sebuah lempeng-lempeng raksasa, yang bergerak di atas mantel cairan bumi. Ketika bergerak, lempeng-lempeng itu bisa saling menjauh atau saling mendekat atau saling bergeser satu dengan lainnya.
Nah, dari pergerakan lempeng-lempeng itulah muncullah celah-celah di mana magmadari mantel naik ke permukaan dan mendingin, membentuk gunung berapi.
Masih dari sumber yang sama, setidaknya ada tiga cara utama gunung berapi terbentuk:di batas divergen, di batas konvergen, dan di atas titik panas (hotspot). Begini penjelasannya:
1. Batas Divergen (Konstruktif)
Di batas divergen, lempeng-lempeng tektonik saling menjauh, menciptakan celah yang memungkinkan magma dari mantel naik ke permukaan. Magma ini mendingin dan memadat, membentuk kerak bumi baru dan sekaligus membangun gunung berapi.
2. Batas Konvergen (Destruktif)
Di batas konvergen, lempeng-lempeng tektonik saling mendekat dan bertabrakan. Tabrakan ini dapat menyebabkan salah satu lempeng menunjam ke bawah mantel, memicu pelepasan energi panas yang luar biasa. Energi ini melelehkan batuan di sekitarnya, menghasilkan magma yang kemudian naik ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
3. Batas Transformasi (Konservatif)
Di batas transformasi, lempeng-lempeng tektonik bergeser satu sama lain tanpa saling menjauh atau mendekat. Pergerakan ini tidak secara langsung menghasilkan magma, sehingga gunung berapi jarang ditemukan di batas transformasi.
Berdasarkan pemahaman tentang lempeng tektonik dan jenis batas lempengnya, seperti dilansir dari National Geographic, kita dapat memahami 3 cara utama gunung berapi terbentuk:
1. Gunung Berapi di Batas Divergen
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gunung berapi di batas divergen terbentuk akibat naiknya magma dari mantel ke permukaan di celah-celah yang tercipta saat lempeng tektonik saling menjauh.
Magma ini mendingin dan memadat, membangun kerak bumi baru dan sekaligus membentuk gunung berapi. Proses ini berlangsung terus menerus, menghasilkan deretan gunung berapi bawah laut dan darat yang panjang. Contohnya adalah Mid-Atlantic Ridge, pegunungan bawah laut terpanjang di dunia yang memisahkan lempeng Amerika Utara dan Eurasia.
2. Gunung Berapi di Batas Konvergen
Gunung berapi di batas konvergen terbentuk akibat tumbukan lempeng tektonik yang memicu pelepasan energi panas dan pelelehan batuan di sekitarnya. Magma yang dihasilkan kemudian naik ke permukaan dan membentuk gunung berapi. Jenis gunung berapi ini sering kali lebih besar dan lebih eksplosif dibandingkan gunung berapi di batas divergen.
Contohnya adalah Cincin Api Pasifik, rangkaian gunung berapi yang mengelilingi Samudra Pasifik, terbentuk akibat tumbukan lempeng-lempeng di sekitarnya -- termasuk Indonesia.
3. Gunung Berapi di Atas Titik Panas (Hotspot)
Titik panas (hotspot) adalah area di mantel Bumi yang luar biasa panas, meskipun jauh dari batas lempeng tektonik. Panas dari hotspot ini dapat melelehkan batuan di atasnya, menghasilkan magma yang naik ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
Gunung berapi yang terbentuk di atas hotspot biasanya tidak terkait dengan batas lempeng tektonik dan dapat muncul di mana saja di Bumi. Contohnya adalah Kepulauan Hawaii, yang terbentuk di atas hotspot di tengah Samudra Pasifik.
Beberapa pertanyaan seputar gunung berapi -- sebagaimana dikutip dari Esdm.go.id
1. Kapan terjadinya gunung berapi?
Gunung berapi sudah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu, hingga sekarang. Katanya, pengetahuantentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi.
2. Di mana gunung berapi terjadi?
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
3. Mengapa terjadi gunung berapi?
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsur radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi ketika terbentuk suhunya lebih panas, tapi mendingin secara berangsur-angsur seiring dengan perkembangan sejarahnya.
Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, di mana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya.
Pada bagian atas mantel material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70-120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik.
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat.
Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1-2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
4. Bagaimana gunung berapi terbentuk?
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda:
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.
Itulah artikel tentangbagaimana proses terbentuknya gunung berapi? Seperti apa saja tahapannya? Semoga bermanfaat.