Disebut sebagai Nenek Buyut Komunisme, Ternyata Ini Sosok di Balik Hari Perempuan Sedunia yang Diperingati Tiap 8 Maret

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Clara Zetkin, dialah sosok di balik Hari Perempuan Sedunia. Jejak aktivismenya sudah tercatat sejak akhir abad 19 (Wikipedia Commons)
Clara Zetkin, dialah sosok di balik Hari Perempuan Sedunia. Jejak aktivismenya sudah tercatat sejak akhir abad 19 (Wikipedia Commons)

Siapa sosok di balik Hari Perempuan Sedunia? Kenapa ia dirayakan setiap 8 Maret?

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Hari Perempuan Sedunia yang diperingati tiap 8 Maret tak bisa dilepaskan dari sosok Clara Zetkin. Dialah yang mengusulkan tanggal 8 Maret sebagai peringatan dalam versi Inggrisnya bernama International Womes's Day (IWD) itu.

Hari Perempuan Sedunia adalah perayaan global tentangpencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik kaum perempuan. Peringatan ini juga sebagai tanda seruan untuk bertindak guna mempercepat kesetaraan gender, menghargai perjuangan perempuan, dan menyuarakan hak dan perlindungan bagi perempuan.

Baca Juga: Siapa Sosok di Balik Pendakian Sukses Pertama Puncak Carstensz?

Menurut situsInternasional Women's Day, Hari Perempuan Sedunia muncul akibat adanya penindasan dan ketidaksetaraan yang dialami pekerja perempuan. Hari Perempuan Internasional tercatat telah diperingati sejak awal abad ke-20, yaitu tahun 1900-an.

Perayaan ini muncul dari gerakan buruh di Amerika Utara dan Eropa. Ketika itu perempuan diperlakukan semena-mena oleh para atasan, seperti mendapat upah rendah, jam kerja lebih dari 12 jam, tidak ada hak normatif terhadap kesehatan dan jaminan sosial, serta diskriminasi dalam hal hak pilih secara politik.

Lalu pada 1908, persisnya pada 8 Maret 1908, gerakan perempuan di New York mampu mengorganisasi pemogokan 15 ribu buruh perempuan di pabrik garmen, untuk menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak memilih. Hal inilah yang mendorong mereka untuk lebih vokal dan aktif mengampanyekan perubahan.

Itulah kemudian kenapa Hari Perempuan Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Penetapan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pertama kali diusulkan oleh Clara Zetkin Pemimpin "Kantor Perempuan" untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman dalam Konferensi Internasional Perempuan Pekerja di Kopenhagen, Denmark, pada 1910.

Alasan Zetkin mengusulkan Hari Perempuan Internasional agar diadakan tiap tahun, yakni untuk memperjuangkan tuntutan perempuan. Konferensi tersebut dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, yang mewakili serikat pekerja, partai sosialis, dan klub perempuan pekerja.

Para peserta konferensi mengamini ide Zetkin untuk menetapkan adanya Hari Perempuan Internasional.

Sosok Clara Zetkin

Clara Zetkin memang sosok perempuan pilih tanding. Menurut The Guardian, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, dia sudah terlibat dalam gerakan sosialisme di Jerman sejak abad ke-19. Tepatnya tahun 1870-an.

Clara Zetkin juga seorang juru kampanye yang gigih untuk hak-hak perempuan dan hak pilih universal.

Meski usulannya saat konferensi di Kopenhagen menjadi warisan besar bagi pergerakan kolektif perempuan di seluruh dunia, Zetkin justru berpandangan bahwa sosialisme adalah satu-satunya gerakan yang benar-benar dapat melayani kebutuhan perempuan kelas pekerja.

Berkebalikan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional yang menjadi momen penting bagi kaum feminis, Zetkin justru berpandangan bahwa feminisme adalah pelestarian kelas atas dan menengah.

Selain terlibat dalam gerakan sosialisme, Zetkin juga terkenal sepanjang kariernya karena keterampilan berpidatonya yang ulung. Dia begabung dengan Partai Komunis Jerman, dan menjabat di Reichstag (dewan legislatif) dari 1920 hingga 1933, ketika partai itu dilarang oleh Adolf Hitler.

Saat Zetkin kembali terpilih sebagai anggota Reichstag pada tahun 1932, hal itu menjadikannya sebagai anggota tertua saat itu. Clara Zetkin meninggal dunia pada 20 Juni 933.

Dalam obituari yang ditulis oleh Manchester Guardian, Zetkin disebut sebagai "Nenek Buyut Komunisme". Meski demikian, menurut obituari itu, warisan besar Zetkin, yakni Hari Perempuan Internasional, dan kontribusinya di berbagai bidang juga harus diakui, dan dirayakan.

Clara Zetkin lahir pada 5 Juli 1857 di Sanken, Jerman Timur, dengan nama asli Clara Eissner.

Ayah Zetkin, Gottfried Eissner, adalah kepala sekolah yang disegani sekaligus pemeluk protestan yang taat. Ibunya, Josephine Vitale Eissner, juga merupakan keturunan orang terpandang dan terdidik.

Setelah kematian ayahnya, keluarga Zetkin bangkrut. Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang terpuruk, ibunya terus mendorong Zetkin untuk maju dan menyelesaikan pendidikan tinggi.

Semasa sekolah, Zetkin selalu menyaksikan buruh-buruh yang bekerja keras di bawah cerobong asap pabrik. Dia melihat sendiri para buruh itu bekerja dalam kondisi tidak layak, tertekan majikan, dan dihinggapi berbagai masalah kesehatan.

Kondisi tersebut sangat membekas di ingatan Zetkin, yang mendorongnya menaruh perhatian lebih terhadap kesejahteraan buruh, ketimpangan kelas sosial, dan pemikiran Marxisme.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, Zetkin melanjutkan pendidikan di sekolah guru di Kota Leipzig, kota asal ibunya. Di kota tersebut, Clara Eissner bertemu dan menjalin hubungan dekat dengan Ossip Zetkin salah satu aktivis Marxis dari Rusia.

Mereka akhirnya menikah dan berkeluarga. Clara Eissner kemudian berganti nama menjadi Clara Zetkin, mengikuti nama marga suaminya.

Jadi, jika ada pertanyaansiapa sosok di balik Hari Perempuan Sedunia, jawabannya tentu saja, dialah Clara Zetkin, sang "Nenek Buyut Komunisme".

Baca Juga: Siapa Sosok di Balik Berdirinya Sritex, Perusahaan Tekstil yang Baru Saja PHK Ribuan Karyawannya?

Artikel Terkait