Siapakah Paus pertama di dunia? Bagaimana kisah pertemuan dan perjalanannya menjadi murid pertama Yesus?
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Mungkin banyak dari kita yang sudah lupa siapa Paus pertama di dunia. Jika demikian, kata kuncinya adalah "gereja terbesar di dunia dan ziarah utama umat Katolik".
Benar, Paus pertama di dunia adalah Santo Petrus atau Simon Petrus yang diperkirakan memimpin Gereja Katolik pada tahun 30 Masehi. Mengutip National Geographic Indonesia, Santo Petrus merupakan rasul dan salah satu murid Yesus yang pindah ke Roma.
Riwayat Santo Petrus
Ketika itu, kekristenan belum bisa diterima dengan mudah di lingkugnan Kekaisaran Romawi yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Nero. Karena itulah, Santo Petrus, bersama Paulus, disalib terbalik oleh sang kaisar.
Mengacu pada Injil Yohanes, Simon Petrus lahir di Betsaida, Galilea. Sebelum menjadi murid Yesus, dia dan saudaranya, Andreas, bekerja sebagai nelayan.
Suatu ketika Petrus sedang mencari ikan. Tiba-tiba datang Yesus mengampirinya dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia," sebagaimana dikutip dari Matius 4:19.
Sementara menurut Injil Lukas, ketika itu Yesus sedang naik ke perahu Petrus untuk mengajar orang-orang yang ada di tepi Danau Genesaret. Yesus kemudian menunjuk Petrus untuk menebarkan jalanya. Petus, yang semalaman tidak mendapatkan ikan, menuruti perintah dan dia mendapatkan ikan yang begitu banyak. Dengan begitu, Petrus percaya kepada Yesus, bersama Yakobus dan Yohanes.
Singkat cerita, jauh setelah naiknya Yesus ke Surga, Simon Petrus pergi dan tinggal di Roma, yang ketika itu adalah pusat Kekaisaran Rowami. Di sana, Petrus menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik dan menjabat selama 25 tahun hingga meninggal dunia pada tahun ke-14 kekaisaran Nero.
Menurut tradisi, Santo Petrus meninggal dunia dengan cara disalibkan secara terbalik oleh Kaisar Romawi, Nero. Disebutkan bahwa Santo Petrus disalibkan di Bukit Vatikan, yang tak jauh dari Basilika Santro Petrus sekarang. Dia kemudian dimakamkan di tempat yang kini di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Nama Basilika Santo Petrus, gereja katolik terbesar di dunia, diberikan untuk mengenang kebesarannya.
Sejarah Gereja Basilika Santo Petrus
Mengutip Kompas.com,Basilika Santo Petrus adalah gereja di Kota Vatikan yang dianggap sebagai salah satu situs paling suci bagi umat Katolik di dunia. Basilika Santo Petrus menjadi gereja terbesar di dunia yang menjadi situs ziarah utama umat Katolik dari berbagai negara.
Di dalam gereja ini terdapat makam para paus Gereja Katolik, termasuk Paus Benediktus XVI yang meninggal pada 31 Desember 2022. Basilika Santo Petrus dibangun pertama kali pada abad ke-4 di atas makam Simon Peter atau Santo Petrus, salah satu dari Dua Belas Rasul Yesus sekaligus paus pertama Gereja Katolik.
Basilika Santo Petrus merupakan salah satu gereja tertua di dunia yang mulai dibangun pada abad ke-4. Kaisar Kontantinus Agung merupakan orang yang pertama kali memerintahkan pembangunan Basilika Santo Petrus.
Kaisar ingin dibangun sebuah basilika di atas makam Santo Petrus. Pembangunan basilika dimulai pada 323, tetapi baru selesai setelah Kaisar Konstantinus Agung meninggal pada tahun 337.
Pada Abad Pertengahan (abad ke-5 hingga abad ke-15), basilika ini dikenal sebagai Palatium Neronis, yang berdiri sebagai gereja dengan denah berbentuk salib. Dalam perkembangannya, di dekat basilika dibangun rumah untuk paus, pemimpin Gereja Katolik.
Paus Julius II yang memiliki masa pelayanan antara 1503-1513 punya gagasan untuk merekonstruksi basilika lama yang telah rusak termakan waktu. Untuk tujuan itu, dilakukan sayembara yang dimenangkan oleh arsitek Italia bernama Donato Bramante, yang memperkenalkan gara arsitektur Renaissance.
Karena itulah Donato Bramante yang ditunjuk Vatikan untuk pembangunan Basilika St. Petrus pada 1506.
Ketika Bramante meninggal pada 1514, pembangunan dilanjutkan oleh Giuliano da Sangallo dan Fra Giacondo da Verona, bersama Raphael Sanzio. Setelah Giuliano da Sangallo dan Fra Giacondo da Verona masing-masing meninggal pada 1516 dan 1515, Raphael Sanzio melanjutkan pekerjaan mereka hingga akhir hidupnya pada 1520.
Dua arsitek berikutnya, yakni Antonio da Sangallo, yang diangkat pada 1518, dan Baldassari Peruzzi, yang ditunjuk pada 1520, mencoba melakukan perubahan pada beberapa rencana struktur awal Bramante.
Pada 1548, pembangunan diambil alih oleh Michelangelo Buonarroti, yang melanjutkannya sesuai rancangan awal Bramante. Michelangelo juga memperkuat pilar tengah untuk menahan beban kubah yang sangat besar. Pembangunan basiliki belum juga selesai hingga Michelangelo meninggal pada 1564.
Setelah itu, pembangunan dilanjutkan oleh Giacomo della Porta dan Domenico Fontana, yang mendesain ulang kubah dan menyelesaikannya pada 1593.
Memasuki abad ke-17, pembangunan Basilika Santo Petrus dilanjutkan oleh Carlo Maderna dan Gianlorenzo Bernini di bawah Paus Paulus V. Pada 18 November 1626, Paus Urbanus VIII meresmikan Basilika St. Petrus di saat pembangunannya hanya menyisakan beberapa detail kecil yang belum selesai.
Secara keseluruhan, pembangunan Basilika Santo Petrus sesuai dengan penampilannya saat ini membutuhkan waktu sekitar 120 tahun, yakni antara 1506-1626.
Santo Petrus pun bukan hanya menjadi bangunan paling menonjol di Kota Vatikan, tetapi menjadi gereja Katolik terbesar di dunia. Situs Basilika Santo Petrus meliputi area seluas 5,7 hektar dengan kapasitas lebih dari 60.000 orang. Saat ini, di situs Basilika Santo Petrus terdapat makam para paus sekaligus rumah paus Gereja Katolik yang setiap harinya dikunjungi oleh puluhan ribu umat Katolik dari berbagai dunia.
Begitulah riwayat Paus pertama di dunia yang namanya diabadikan menjadi gereja terbesar di dunia.