Artikel ini tentang apa saja dampak etis dan moral yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Pernah membayangkan tidak bidang akuntansi menggunakan kecerdasan buatan? Lalu apa saja dampak etis dan moral yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi?
Artikel ini akan mencoba untuk menjawab pertanyaan di atas.
Pengertian akuntansi
Secara garis besar, akuntansi adalahproses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan transaksi keuangan suatu entitas, baik itu perusahaan, organisasi, atau individu. Proses ini menghasilkan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti manajemen, pemilik, investor, dan pemerintah.
Ada beberapa poin penting jika kita berbicara tentang ilmu akuntansi. Di antaranya adalah:
1. Pencatatan. Akuntansi mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitas, seperti penjualan, pembelian, pembayaran, dan penerimaan.
2. Penggolongan. Transaksi keuangan kemudian diklasifikasikan dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.
3. Pengikhtisaran. Data yang telah dicatat dan diklasifikasikan kemudian disintesis dan diikhtisarkan menjadi laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
4. Pelaporan. Laporan keuangan kemudian disajikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang tepat.Secara lebih detail, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pemangku kepentingan tentang aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi juga dapat diartikan sebagai seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran data keuangan secara sistematis.
Pengertian Kecerdasan buatan
Kecerdasan buatan atauArtificial Intelligence adalah kemampuan komputer atau robot yang dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia dengan kecerdasannya.
MenurutBritannica, kecerdasan buatan atau artificial intelligence adalah kemampuan mesin untuk melakukan tugas yang dianggap serupa dengan kecerdasan manusia. Biasanya penggunaan teknologi artificial intelligence diterapkan di aplikasi umum seperti game, terjemahan bahasa, expert systems, hingga robotika.
Artificial intelligence pertama kali mencuat sejak dimulainya perkembangan komputer digital di tahun 1940-an. Istilah inisering diterapkan pada proyek pengembangan sistem yang serupa dengan proses intelektual yang menjadi karakteristik manusia.
Karakteristik tersebut meliputi kemampuan untuk bernalar, menemukan makna, menggeneralisasi, hingga belajar dari pengalaman masa lalu. Sejak pengembangan komputer digital pada tahun 1940-an, memperlihatkan bahwa komputer dapat diprogram untuk melakukan tugas yang sangat kompleks dengan sangat baik.
Tapi, meskipun terus mengalami kemajuan dan perkembangan dalam kecepatan pemrosesan dan kapasitas memori, belum ada program yang dapat menandingi fleksibilitas manusia dalam domain yang lebih luas. Di sisi lain, beberapa program telah mencapai tingkat kinerja ahli dan profesional manusia dalam melakukan tugas spesifik tertentu. Sebut saja diagnosis medis, mesin pencari, dan pengenalan suara atau tulisan tangan.
Dampaketis dan moral yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi
Inilah dampak etis dan moral dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.
1. Privasi dan Keamanan Data. Penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi dapat menimbulkan masalah privasi dan keamanan data. Penting untuk memastikan bahwa data sensitif pelanggan dan perusahaan terlindungi dengan baik.
2. Ketergantungan pada Teknologi. Ketergantungan yang berlebihan pada kecerdasan buatan dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam proses pengambilan keputusan, yang dapat menimbulkan masalah etis terkait tanggung jawab dan akuntabilitas.
3. Diskriminasi dan Bias. Algoritma kecerdasan buatan rentan terhadap bias dan diskriminasi. Penting untuk memastikan bahwa algoritma yang digunakan dalam akuntansi tidak memperkuat atau memperluas ketimpangan sosial.
4. Transparansi dan Akuntabilitas. Penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas. Penting untuk memastikan bahwa proses dan keputusan yang diambil oleh sistem kecerdasan buatan dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.
5. Pengangguran dan Perubahan Sosial. Implementasi kecerdasan buatan dalam akuntansi dapat memengaruhi lapangan pekerjaan manusia. Perlu dipertimbangkan dampak sosial dan upaya untuk mengurangi dampak negatifnya.
6. Pengambilan Keputusan Etis. Penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi memunculkan pertanyaan tentang bagaimana sistem tersebut dapat mempertimbangkan nilai-nilai etis dalam pengambilan keputusan.
Begitulah jawaban dari pertanyaan apa saja dampak etis dan moral yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam akuntansi. Semoga bermanfaat.