Mengapa Anak Obesitas Sering Ditolak Dokter saat akan Disunat?
Intisari-Online.com – Makanan adalah penyebab yang paling sering dituding ketika anak dikategorikan kegemukan atau obesitas. Padahal, ada juga faktor lain seperti keturunan, gangguan metabolisme dan gangguan kesehatan (gangguan kelenjar). Nah, ini adaenam fakta kegemukan pada anak yang seharusnya kita ketahui.
1.Keturunan
KeturunanKeturunan Banyak orang beranggapan kegemukan atau obesitas menurun dari orangtua. Hal ini mungkin ada benarnya. Sebab menurut peneltian, 50 persen anak yang kegemukan, ibunya juga memiliki masalah obesitas. Sedangkan ayangnya yang kegemukan, hanya 40,1 persen anaknya yang mengalami kondisi serupa.
Tidur turunkan risikoTidur turunkan risiko Menurut penelitian dari Northwasen University, dengan menambah ekstra satu jam tidur pada anak di usia 3-18 tahun, akan menurunkan risiko kegemukan 30-36 persen. Tidur amat penting bagi perutumbuhan anak, sistem kekebalan tubuh, pencernaan, hingga kemampuan belajar dan daya ingat.
3. Kurang gerak
Kurang gerakKurang gerak Masalah kegemukan pada anak kerap kali ditengarai akibat kurang gerak. Penelitian menunjukkan, anak yang kurang aktivitas fisik dan setiap harinya duduk di depan televisi atau komputer selama empat jam atau lebih, bobot badannya cenderung lebih berat dari mereka yang hanya dua jam per hari.
4. Tidak sadar
Tidak sadar bahwa anaknya menderita obesitasTidak sadar bahwa anaknya menderita obesitas Kerap kali kita sebagai orangtua tak menyadari kalau si buah hati memiliki bobot yang berlebih. Nah, menurut Medical School di Plymouth, AS, 75 persen orangtua tidak sadar kalau anaknya menderita obesitas.
5. Kerugian finansial
Kerugian finansialKerugian finansial Ternyata masalah obesitas juga bisa memengaruhi kondisi ekonomi suatu negara. Di Inggris, misalnya. Kegemukan atau obesitas telah menyebabkan negara tersebut mengalami kerugian hingga Rp 36,8 triliun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan karena obesitas. Selain itu, usia anak-anak yang kegemukan rata-rata lebih pendek sembilan tahun daripada yang bertubuh normal.
6. Risiko penyakit jantung dan stroke
Risiko penyakit jantung dan stroke Risiko penyakit jantung dan stroke Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Perkumpulan Jantung AS di Chicago mengatakan, obesitas pada anak bisa memicu pengerasan arteri yang berisko terhadap penyakit jantung koroner. Tak hanya itu saja, kondisi tersebut juga bisa menimbilkan stroke di kemudian hari. Para ahli di Kanada, Australia, Norwegia, Italia, dan Belanda, juga pernah melakukan penelitian yang serupa dengan hasil yang sama.
Dibentuk pada 1949 lewat Perjanjian Washington, NATO adalah aliansi keamanan 30 negara Amerika Utara dan Eropa. Tujuannya: menjaga kebebasan dan keamanan Sekutu lewat politik dan militer
9 April 1957: Bung Karno Membentuk Kabinet Djuanda
Disebut juga Kabinet Karya. Pertama diumumkan pada 8 April 1957 dan bertugas sejak 9 April 1957 hingga 6 Juli 1959. Jadi salah satu kabinet zakken.
10 April 1815: Gunung Tambora di NTB Meletus
Gunung Tambora meletus pada 10 April 1815, merupakan salah satu letusan gunung berapi terdahsyat dalam sejarah.
14 April 1865: Abraham Lincoln Dibunuh
Presiden Abraham Lincoln dibunuh oleh John Wilkes Booth pada 14 April 1865 di Ford's Theatre, Washington, D.C. Menjadikannya presiden Amerika Serikat pertama yang dibunuh.
14 April 1912: Kapal Titanic Tenggelam
Kapal Titanic tenggelam di Samudra Atlantik Utara, lebih dari 1.500 penumpang tewas, jadi salah satu kecelakaan laut paling mengerikan dalam sejarah.
21 April 1879: Raden Ajeng Kartini Lahir
Meski lahir dari keluarga nigrat Jawa, Kartini adalah pejuang kemerdekaan, terutama kemerdekaan bagi kaumnya, kaum perempuan. Dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia.
30 April 1945: Adolf Hitler Bunuh Diri
Dikenal sebagai salah satu diktator terbesar dalam sejarah, Adolf Hilter, pemimpin Nazi, menembak kepalanya sendiri pada 30 April 1945 di Führerbunker-nya di Berlin.