Intisari-Online.com -Nasib baik tengah menghinggapi Adama Barrow. Bagaimana tidak, mantan satpam London ini menjadi Presiden Gambia setelah memenangi pemilihan umum di negara yang terletak di Afrika Barat ini.
Benar, Barrow pernah menjadi satpam di Argos, jaringan toko perlengkapan rumah tangga yang ada di Ibu Kota Inggris itu.
Komisi pemilihan umum di Gambia mengumumkan bahwa Adama Barrow meraih 263.515 suara. Sementara itu, Presiden petahana Yahya Jammeh mendapatkan 212.099 suara. Lalu, posisi ketiga diraih oleh Mama Kandeh, dengan 102.969 suara.
Lahir di satu desa di tepi sungai di Gambia, Barrow bekerja sebagai manajer di perusahaan gas sebelum memutuskan untuk belajar di London. Di sela-sela studi inilah ia bekerja sebagai satpam untuk mencari tambahan penghasilan karena ia ingin menabung untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Barrow mengaku tidak malu dengan masa lalu sebagai petugas satpam di Ibu Kota Inggris itu. “Hidup adalah proses. Kehidupan di Inggris membantu membentuk kepribadian saya,” kata Barrow dalam wawancara dengan surat kabar Perancis, Le Monde.
Baca juga:Suku Masaai, Suku Peminum Darah dari Afrika Timur
Sebagai petugas satpam Argos, Barrow bekerja selama 15 jam setiap hari. Pria yang kini berusia 51 tahun yang sekarang menjadi pengusaha properti tersebut mengatakan, dirinya masih bekerja 12 hingga 14 jam per hari dan mengaku memang “gila kerja”.
Dilansir Kompas.com, selama kampanye pilpres, Barrow berjanji untuk membuka lembaran baru bagi rakyat Gambia, negara yang dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Afrika.
Latar belakangnya sebagai warga biasa dan pengusaha swasta yang tak mempunyai masalah politik di masa lalu membuat rakyat Gambia memercayainya sebagai presiden setelah mengalahkan petahana yang berkuasa sejak 1990-an.
Barrow menjanjikan akan menerapkan sejumlah reformasi begitu resmi diambil sumpah sebagai presiden. Ia dikenal sebagai Muslim yang taat. Dia mengatakan bahwa agama yang dianut ini akan digunakan sebagai panduan hidup.
“Jika Anda orang yang beragama, maka agama ini akan selalu memberikan pengaruh dalam kehidupan Anda,” kata dia.
Gambia, salah satu negara di Afrika barat, merdeka pada 1965, dan sejak itu hanya punya dua presiden. Barrow mengaku hanya akan berkuasa selama tiga tahun, untuk memberi kesempatan kepada tokoh lain menjadi orang nomor satu di Gambia.