Komunikasi Seksual Suami-istri Terhambat

K. Tatik Wardayati

Penulis

Komunikasi Seksual Suami-istri Terhambat
Komunikasi Seksual Suami-istri Terhambat

Intisari-Online.com – Komunikasi suami-istri, termasuk dalam hal kehidupan seksual, memegang peranan penting dalam hidup perkawinan. Dengan komunikasi, suami-istri dapat saling memahami seksualitas masing-masing. Dengan komunikasi pula, setiap masalah seksual yang terjadi diharapkan tidak berakibat lebih buruk.

Bagaimana bila mereka mengalami hambatan atau tidak tahu bagaimana harus memulai melakukan komunikasi seksual dengan suami atau istrinya? Buku Membina Keharmonisan Kehidupan Seksual menguraikan beberapa kiat berikut ini.

  • Bicarakan dengan pasangan Anda, tentang kapan dan bagaimana sebaiknya berbicara soal kehidupan seksual. Kemauan untuk berbicara tentang “kapan dan bagaimana” saja, sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan kehidupan seksual pasangan Anda, sekaligus kehidupan seksual suami-istri.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan buku atau bahan bacaan lain, atau sumber informasi yang lain untuk memulai pembicaraan. Cara pendekatan ini memudahkan orang untuk mulai berbicara tentang apa yang dilihat atau dibaca. Paling tidak, ada sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk bertanya atau memulai komunikasi secara verbal.
  • Ingatlah, bila suami atau istri menolak melakukan salah satu bentuk aktivitas seksual, itu bukan berarti dia menolak Anda sebagai seorang pribadi. Mungkin saja bentuk aktivitas yang Anda inginkan tidak menyenangkan pasangan Anda.
  • Ingatlah juga bahwa dorongan seksual dan kesenangan melakukan bentuk-bentuk aktivitas seksual dapat berubah dari waktu ke waktu. Karena itu jangan menganggap aneh bila Anda dan pasangan Anda merasa bosan dengan bentuk aktivitas seksual yang terus monoton. Jangan aneh kalau pasangan Anda pada suatu ketika mengharapkan berubahan bentuk aktivitas seksual.
  • Sedapat mungkin jangan menyalahkan pasangan Anda dalam menghadapi masalah seksual.
  • Jangan abaikan komunikasi seksual nonverbal, karena komunikasi ini acap kali dapat “berbicara” lebih dalam daripada kalimat yang diucapkan. Jangan takut atau malu menunjukkan kepada pasangan Anda, bagaimana seharusnya dia melakukan aktivitas seksual sesuai dengan yang Anda harapkan. Dengan menunjukkan secara nyata dalam bentuk perbuatan, maka pasangan Anda akan mengerti lebih baik.
  • Jangan mengharapakan selalu terjadi kesempurnaan. Aktivitas seksual ada kalanya tidak berakhir dengan sempurna seperti terjadi sebelumnya. Ini harus disadari karena faktor fisik dan psikis selalu berpengaruh dalam setiap aktivitas seksual. Tetapi tentu tidak boleh terjadi terus-menerus.
Komunikasi seksual suami-istri bukanlah sesuatu yang hanya cukup sekali dilakukan. Komunikasi seksual harus terus dilakukan sehingga pasangan dapat saling memahami kehidupan seksual masing-masing.