Keuangan Keluarga (1): Kendalikan Keuangan Lewat Anggaran

Birgitta Ajeng

Penulis

Keuangan Keluarga (1): Kendalikan Keuangan Lewat Anggaran
Keuangan Keluarga (1): Kendalikan Keuangan Lewat Anggaran

Intisari-Online.com -Ada pendapat, sebaiknya pengelolaan keuangan keluarga diperlakukan seperti perusahaan. Kalau di perusahaan, pengeluaran diatur seefisien mungkin agar dari pendapatan yang diperoleh, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan sebesar mungkin.

Di rumah tangga pun demikian. Pengeluaran keluarga mesti diatur secara baik agar dari pendapatan yang diperoleh, kita dapat hidup sejahtera.

Bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Bisa makan dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang. Bisa berpakaian sesuai kebutuhan. Sanggup menyisihkan uang untuk memiliki serta merawat rumah seisinya. Juga mampu menyiapkan anggaran untuk kesehatan dan rekreasi. Untuk pengaturan itulah setiap rumah tangga perlu menyusun anggaran.

Tetapi betulkah keluarga memerlukan neraca seperti yang diterapkan di perusahaan?

"Sebetulnya tidak ada neraca keluarga. Soalnya, dalam neraca ada pajak penghasilan, penyusutan barang. Begitu juga rumah (aktiva/harta) dibedakan antara harga tanah dan rumah. Ada juga istilah tutup buku di akhir tahun. Untuk orang yang mengerti akuntasi, penyusunan neraca keuangan bukan masalah sulit. Silakan membuat neraca keluarga seperti itu," kata Ari Setiawan, kepala Bidang Pendidikan dan Hubungan Internasional Induk Koperasi Kredit dan CUCO (Credit Union Counselling Office) untuk wilayah Indonesia.

"Tapi untuk orang awam, bila neraca diterapkan ke dalam keluarga, akan membuat bingung," imbuhnya.

Lebih tepat, menurut Ari, istilah neraca keluarga diganti dengan anggaran keluarga. Berdasarkan anggaran keluarga ini, pengeluaran bisa dikendalikan, sehingga pendapatan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dari sini besar-kecilnya gaji bukan merupakan dasar penentu cukup tidaknya uang belanja keluarga setiap bulannya.

Justru sifat hemat dan kebiasaan menabunglah yang menentukan sebuah keluarga selamat dari kondisi apa pun. Berapa pun besar penghasilan keluarga kita, kalau pemborosan terjadi, perasaan serba kekurangan kerap terjadi.


(Bersambung)

--

Tulisan ini ditulis oleh Nis Antari di Majalah Intisari Edisi Family Financial Planning tahun 2005 dengan judul asli "Kendalikan Keuangan dengan Anggaran."