Hercules ternyata pernah mendapat gelar bangsawan dari Keraton Solo pada 2012 lalu. Dia dianggap berjaya melestarikan budaya Jawa meskipun bukan orang Jawa.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Tak banyak yang tahu, Rosario de Marshall alias Hercules ternyata pernah mendapat gelar bangsawan dari Keraton Solo atau Keraton Surakarta. Gelar itu diberikan pada 2012 di Istana Badran, kediaman Tedjowulan, Patih PB XIII.
Seperti diberitakan Tribun Jogja pada 5 Juni 2012, Keraton Solo memberikan sertifikat gelar kebangsawanan kepada sekitar 200-an orang di Istana Badran, kediaman Panembahan Agung Tedjowulan, Patih PB XIII Hangabehi. Satu di antara mereka adalah Hercules yang mendapat gelar Kanjeng Raden Haryo (KRH) dan nama baru Yudhopranoto.
Hercules sendiri mengaku sangat sangat dengan gelar dari Keraton Solo itu. "Gelar ini sebuah kebanggaan,” kata Hercules, dilansir Tribun Jogja. "Saya sangat berterima kasih pada keraton. Meski bukan orang Jawa, saya mendapat undangan menerima gelar."
Dalam kesempatan yang sama Hercules juga mengaku mengenal sosok Tedjowulan.Perkenalan itu terjadi di Timor Timur, ketika itu Tedjowulan adalah perwira TNI yang sedang bertugas di sana.
Saat bertugas di tanah kelahiran Hercules itulah, terjalin hubungan baik antara keduanya. Demikian juga saat keduanya juga bertemu di Ibukota. "Saya dan keluarga berterima kasih pada Sinuhun Tedjowulan," katanya lagi.
KRHT Sumodiningrat Agus Irianto kerabatan Keraton Surakarta mengatakan, pemberian gelar pada Hercules bukanlah tanpa alasan. Sebab meski bukan orang asli Jawa, Hercules sering melakukan berbagai macam ritual Jawa. Dan ritual itu masih sering dilakukan hingga saat ini.
"Diasering melakukan ritual Jawa. Ia juga sering melakukan ziarah ke makam raja Jawa dan puasa Senin Kamis," katanya. KGPH Adipati Sosronagoro, Plh Istana Badran mengaku kagum pada sosok Hercules. Dia bahkan terang-terangan memberikan acungan jempol karena Hercules dianggap telah melestarikan budaya Jawa.
“Jarang orang luar Jawa mau nguri-uri budaya Jawa. Kita lihat, beliau ke sini pakai pakaian adat Jawa, bahkan beliau juga telah belajar untuk mendalami bahasa Jawa,” jelasnya.
Profil Hercules
Nama aslinya adalah Rosario de Marshall. Sebelum hidup di Jakarta, Hercules pernah bertugas sebagai Tenaga Bantuan Operasional (TBO) ketika TNI melakukan operasi di Timor Timur. Dalam sebuah operasi pengiriman logistik, helikopter yang ditumpangi Hercules mengalami kecelakaan yang membuat tangan kanan Hercules terluka parah.
Untuk penyembuhan, Hercules dibawa ke Jakarta. Tepatnya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Tangan yang terluka tersebut ternyata harus diamputasi.
Merasa tidak tahan dirawat di RSPAD, Hercules akhirnya kabur dan hidup menjadi gelandangan di Tanah Abang. "Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.
Kehidupan preman pun dimulai. Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman lain. Karena hal itulah ia selalu membawa golok panjang.
"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules. "Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.
Hercules dan kelompoknya pun malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an. Pria berambut ikal ini sering kali lolos dari maut. Ia disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.
Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali. Meski begitu, ia tetap selamat. Separuh dari tangan kanan Hercules, yakni dari bagian siku ke bawah, menggunakan tangan palsu.
Bukan hanya tangannya yang palsu, satu dari dua bola matanya juga buatan manusia. Hercules pernah ditembak di bagian mata dan pelurunya pun tembus ke belakang kepala. Karena rentetan kejadian tersebut Hercules dijuluki sebagai sosok preman yang tidak bisa mati.
Hercules kemudian meninggalkan dunia hitam yang pernah membesarkan namanya, tepatnya usai menerima vonis 8 bulan penjara atas kasus penguasaan lahan. Dia kemudian mencoba menata hidupnya sekeluar dari penjara dengan memulai berwirausaha.
Di antara bisnis yang ia jalani adalah bisnis perikanan di Muara Baru, Jakarta Utara. Hercules pun telah berubah menjadi lebih baik dan makin disegani oleh banyak orang. Dia kemudian mendirikan sebuah organisasi masyarakat bernama Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) didirikan pada tahun 2011.