Advertorial
Intisari-online.com -Kasus infeksi virus corona Covid-19 global mencapai angka 3,3 juta orang di seluruh dunia.
Korban meninggal dari penyakit tersebut mencapai 234.264 orang dalam waktu empat bulan terakhir.
Obat dan vaksin untuk penyakit tersebut masih terus dikebut pengerjaannya oleh banyak ahli di seluruh dunia.
Dikutip dari nature.com, lebih dari 90 vaksin sedang dikembangkan melawan virus SARS-CoV-2 oleh tim peneliti di perusahaan dan universitas di seluruh dunia.
Para peneliti sedang menguji coba berbagai teknologi, beberapa di antaranya belum pernah digunakan dalam vaksin berlisensi sebelumnya.
Setidaknya enam kelompok sudah mulai menyuntikkan formulasi ke dalam sukarelawan dalam uji keamanan; yang lain sudah mulai menguji pada hewan.
Vaksin SARS-CoV-2
Semua vaksin bertujuan untuk mengekspos tubuh pada antigen yang tidak akan menyebabkan penyakit.
Namun, hal itu akan memicu respons kekebalan yang dapat memblokir atau membunuh virus jika seseorang terinfeksi.
Setidaknya ada delapan jenis yang dicoba melawan virus corona, dan mereka mengandalkan berbagai virus atau bagian virus.
Vaksin virus
Setidaknya tujuh tim sedang mengembangkan vaksin menggunakan virus itu sendiri, dalam bentuk yang lemah atau tidak aktif.
Banyak vaksin yang ada dibuat dengan cara ini, seperti yang melawan campak dan polio, tetapi mereka membutuhkan pengujian keamanan yang luas.
Sinovac Biotech di Beijing telah mulai menguji versi SARS-CoV-2 yang tidak aktif pada manusia.
Vaksin virus-vektor
Sekitar 25 kelompok ahli mengatakan, mereka sedang mengerjakan vaksin vektor-virus.
Virus seperti campak atau adenovirus direkayasa secara genetis sehingga dapat menghasilkan protein coronavirus dalam tubuh.
Virus-virus ini dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.
Ada dua jenis, yaitu mereka yang masih dapat mereplikasi di dalam sel dan yang tidak bisa karena gen kunci telah dinonaktifkan.
Vaksin asam nukleat
Setidaknya 20 tim bertujuan untuk menggunakan instruksi genetik (dalam bentuk DNA atau RNA) untuk protein coronavirus yang mendorong respons imun.
Asam nukleat dimasukkan ke dalam sel manusia, yang kemudian menghasilkan salinan protein virus; sebagian besar vaksin ini mengkode protein lonjakan virus.
Vaksin berbasis protein
Banyak peneliti ingin menyuntikkan protein coronavirus langsung ke dalam tubuh.
Fragmen protein atau cangkang protein yang meniru lapisan luar coronavirus juga dapat digunakan.
Uji coba industri
Lebih dari 70 persen dari kelompok upaya penelitian vaksin terkemuka berasal dari perusahaan industri atau swasta.
Uji klinis dimulai dengan studi keamanan kecil pada hewan dan manusia, diikuti oleh uji coba yang jauh lebih besar untuk menentukan apakah vaksin menghasilkan respons imun.
Para peneliti mempercepat langkah-langkah ini dan berharap memiliki vaksin siap dalam 18 bulan.
(Rizal Setyo Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada 90 Vaksin Covid-19 yang Diteliti, Berikut Desain dan Lama Pengerjaannya"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini