Advertorial

Berkah Keluarga dengan 5 Anak yang Mengasuh 4 Anak dari Saudara Mereka yang Mati Bunuh Diri

K. Tatik Wardayati
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Smart And Inspiring - Intisari Online
Smart And Inspiring - Intisari Online

Intisari-Online.com – Bagi banyak keluarga, bersiap-siap untuk ke sekolah terasa seperti kekacauan massal.

Bagi para Webers, rutinitas pagi hari ini menjadi jauh lebih sulit.

Ini karena keluarga tersebut, yang awalnya lima anak menjadi sembilan anak setelah Webers membuka rumah mereka bagi tiga keponakan dan satu keponakan lain setelah kematian orangtua mereka.

“Dibutuhkan kemahiran tersendiri untuk melakukan aktivitas di kamar mandi,” kata Lana Weber, 45 dari Rexburg, Idaho, kepada Today.com, sambil tertawa.

Baca Juga : Ini yang Bisa Dilakukan oleh Ibu yang Bekerja untuk Menyeimbangkan Karier dan Keluarga

Saat mengatur jadwal mandi adalah tantangan bagi Weber dan suaminya, Dan, 46.

Namun, mereka merasa bersyukur bisa mengasuh keponakan mereka.Weber telah mengasuh mereka sejak ibu mereka, Emily Hammond, meninggal karena bunuh diri.

Lima bulan sebelumnya, ayah mereka, Darin Hammond, saudara Lana Weber, meninggal karena bunuh diri.

“Kematian mereka benar-benar mengejutkan,” kata Weber.

Baca Juga : Lahir Seukuran Botol Kecap, Bayi Ini Kini Sudah Bisa Pulang untuk Sambut Natal Bersama Keluarganya

Tetapi ketika keluarga bertanya-tanya ke mana empat anak Hammond, yang saat itu berusia 19, 16, 13, dan 12, tinggal, keluarga Webers segera menyambut mereka.

Mereka sebenarnya sudah memiliki lima anak, seorang putra 22 tahun, wanita 20 tahun, putra 18 tahun, putra 15 tahun, dan putri 12 tahun.

Tetapi mereka memiliki kamar dan cinta untuk mereka semua.

“Benar-benar tidak ada keraguan. Kami tahu mereka datang ke sini,” kata Weber.

Baca Juga : Anak SD Keguguran di Sekolah, Pelakunya Ternyata Keluarganya Sendiri!

“Bersama kami, mereka akan memiliki akses ke sekolah dan teman-teman serta sistem pendukung mereka. Kami juga tahu bahwa itulah yang diinginkan ibu mereka.”

Meskipun tidak mudah memadukan seluruh anggota keluarga, tetapi mereka bisa menyesuaikan.

Mereka tidak menganggap saudara sepupu, tetapi saudara kandung mereka sendiri, tetapi anak-anak Hammond masih mencari tahu hidup dengan lebih banyak aturan.

“Mereka memiliki orangtua yang sakit mental dan mereka terbiasa mengurus diri mereka sendiri,” Weber menjelaskan.

Baca Juga : Pesawat Alami Kendala Teknis, Penumpang Sriwijaya: Kami Ini Manusia, Punya Keluarga yang Menunggu di Rumah

“Mereka terbiasa bersama-sama dan saling mencari satu sama lain.”

Namun sekarang mereka mulai mengadakan rapat keluarga untuk menyelesaikan masalah.

Semua orang berkumpul bersama dan mulai bertukar pikiran untuk mengatasi masalah.

Setiap hari, keluarga tersebut bercengkerama sambil makan.

Baca Juga : Penelitian PBB: 58% Korban Pembunuhan Perempuan Dibunuh oleh Pasangan atau Anggota Keluarga

Pada awalnya, mereka mencoba meminta semua orang bergiliran membantu menyiapkan makan malam, tetapi jadwal kerja dan pekerjaan rumah membuat mereka terlalu sibuk.

Akhirnya Weber memuat banyak pasta atau memesan makanan untuk dibawa pulang.

“Jujur saja, banyak waktu makan, bahkan sulit untuk meletakkan sesuatu di atas meja,” katanya.

“Tapi Anda bisa mendengar bagaimana kisah semua orang dan itu menyenangkan memiliki orang lan dan bercengkerama.”

Baca Juga : Enak dan Digemari Orang Indonesia, Keluarga Kerajaan Inggris Malah Dilarang Memakannya

Ketika semuanya menjadi luar biasa, Weber melangkah mundur dan merenung.

“Masih banyak yang harus dilakukan,” katanya. “Kami akan berhasil melewati ini. Dan anak-anak akan semakin besar dan aku bisa bernapas lagi. Dan kami akan mengingat bagaimana rasanya itu.”

Artikel Terkait