Advertorial
Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini beredar foto-fotoyang memamerkan pembalut di media sosial miliknya.
Hal itu dilakukan karena mereka ingin membuat tabu dan kesan jijik pada menstruasi itu hilang dalam masyarakat dan menstruasi adalah proses yang normal pada tubuh seorang wanita.
Ternyata aksi ini mendapat dukungan dari banyak pihak dan mereka mulai mengunggah foto mereka dengan menunjukkan pembalut, bahkan aksi ini juga diikuti oleh kaum pria.
Lalu, sebenarnya bagaimana transformasi pembalut yang sekarang ini dijadikan icon dalam aksi tersebut?
(Baca juga: Disukai Lebih dari Separuh Penduduk Nigeria, Indomie pun Digunakan Sebagai Media Kampanye Capres)
Sebelum abad ke-20, wanita Eropa dan Amerika lebih jarang mengalami menstruasi dibandingkan hari ini.
Bentuk perlindungan yang paling umum saat menstruasi adalah menggunakan rumput, kulit kelinci, spons, kain lap, apron menstruasi, bantalan rajutan buatan sendiri atau jenis bahan penyerap lainnya.
Mungkin sejak abad ke-10, wanita sering menggunakan potongan kain atau lap untuk memberikan perlindungan menstruasi yang akan mereka cuci dan gunakan kembali.
Setelah itu, kesadaran untuk hidup bersih saat menstruasi mulai digalakkan dan produk pembalut mulai didesain sesuai kebutuhan dan bahkan mulai dikomersilkan sampai sekarang ini.
(Baca juga: Makan Daging dan Seafood Bisa Membuat Kanker Lebih Mematikan, tapi Bagi Para Ilmuwan Ini adalah Berita 'Bahagia')
Pembalut Norwegia Abad ke-19
Abad ke-20, pembalut dengan sabuk
Katalog Smyth untuk pembalut beserta sabuknya tahun 1916
Kombinasi pembalut dan sabuk tahun 1930-1940
Pembalut tahun 1973
Pembalut yang beredar saat ini
(Baca juga: Takut Jatuh Cinta Setelah Gagal dalam Hubungan? Coba Lakukan 8 Hal Ini)