Sejauh apa kerajaan Islam menjadi faktor penyebaran Islam di Indonesia? Bagaimana kerajaan-kerajaan Islam ini menyebarkan dakwahnya?
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ada beberapa faktor pendukung penyebaran Islam di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah faktor geografis, faktor perdagangan, faktor pernikahan, faktor pendidikan, faktor kesenian, dan peran para ulama.
Dan jangan lupakan juga faktor politik yang terwujud dalam bentuk kerajaan-kerajaan Islam. Memangnya sejauh apa kerajaan Islam menjadi faktor penyebaran Islam di Indonesia?
Seiring dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam menggantikan keberadaan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, mayoritas penduduk Indonesia yang awalnya beragama Hindu-Buddha pun mulai beralih memeluk Islam.
Mengutip Kompas.com, proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu ratusan tahun. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan pedagang, ulama, guru agama, dan ahli tasawuf.
Wilayah Indonesia yang pertama kali dikunjungi oleh para penyebar Islam adalah Pulau Sumatera. Sebagai buktinya, kerajaan-kerajaan Islam tertua di Indonesia berdiri di Pulau Sumatera, misalnya Kerajaan Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai.
Pada perkembangan selanjutnya, tumbuh kerajaan Islam di Jawa, yang tidak lepas dari peran besar Wali Songo. Kerajaan Demak, yang didirikan oleh murid Sunan Ampel, yakni Raden Patah, merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Setelah itu, kerajaan-kerajaan Islam semakin banyak ditemukan di Indonesia.
Pengaruh kerajaan Islam di Indonesia dalam proses pengislaman sangat besar. Salah satu peranan kerajaan Islam dalam proses islamisasi di Indonesia adalah mendorong konversi keagamaan secara massal.
Melalui pengaruh politis otoritarian, sultan atau penguasa kerajaan Islam, membantu percepatan penyebaran ajaran Islam di wilayahnya. Islamnya seorang raja dan kebijakan kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, menjadi daya tarik bagi rakyat untuk memeluk Islam pula.
Dengan bantuan pemerintah kerajaan Islam, proses islamisasi di Nusantara semakin masif. Kerajaan-kerajaan Islam berhasil membangun peradaban dan menopang Islamisasi dengan cara memajukan lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, surau, atau langgar.
Orang-orang yang ingin belajar agama Islam pun tidak perlu lagi pergi ke daerah yang jauh dari kampung halamannya, karena pesantren, surau, dan langgar telah tersebar dari kota hingga ke pelosok desa.
Salah satu contohnya dapat dilihat dari peranan kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Islamisasi Jawa merupakan salah satu agenda utama Kesultanan Demak. Oleh karena itu, islamisasi Jawa bukan hanya berjalan secara kultural atau personal, tetapi juga secara struktural yang ditopang oleh kekuatan politik dan pemerintahan kerajaan.
Upaya Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Jawa tidak terlepas dari peranan yang dilakukan oleh Wali Songo. Penyebaran Islam di wilayah kekuasaan Demak oleh Wali Songo dilakukan dengan beragam cara, misalnya melalui kesenian dan kebudayaan.
Cara itu terbukti menjadi strategi yang efektif menarik simpati masyarakat dan mengajak mereka masuk Islam tanpa melalui kekerasan. Di Jawa, tercatat bahwa proses islamisasi yang sangat intensif terjadi setelah Kerajaan Demak eksis.